Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Nineteen

I felt you in my legs before I ever met you And when you laid beside me for the first time, I told you I feel you in my heart and I don't even know you.. Now we're saying bye Bye, bye.. Now we're saying bye Bye, bye.. I was nineteen Call me.. I was nineteen Call me.. I felt you in my life before I ever thought to Feel the need to lay down beside you and tell you That I feel you in my heart and I don't even know you .. And now we're saying bye Bye, bye.. Now we're saying bye Bye, bye.. I was nineteen Call me.. I was nineteen Call me.. Flew home, back to where we met Stayed inside, I was so upset Cooked up a plan, it was good except I was all alone.. You were all I had Love you You were all mine Love me I was yours right? Love you You were all mine Love me I was yours right? I was yours right? I was nineteen Call me.. I was nineteen.. Could you blame me? Could you blame me? I was nineteen Call me.. I was nineteen Call me....

Pulang

Sejatinya, setiap yang pergi pasti akan segera kembali. Jika memang sudah ditakdirkan untuk kembali. . . . Kemanakah akhir dari perjalanan jauh kita? . . . Sebuah pertanyaan sederhana, namun penuh makna. . . . . Kita berjalan, berlari, merangkak, ber-mil-mil jauhnya.. Kemanakah akhir dari tujuan jalan kita? Kemanakah akhir dari semua perjalanan panjang ini?  . . .  Rumah .. Mungkin itulah jawabannya.. . . .  Rumah, dari segala rumah.. Rumah, tempat tinggal kita yang sesungguhnya.. . . . Pulang,  adalah sesuatu yang pasti, meski mungkin tidak selalu dinanti.. Jika kau tanya, apakah aku menantinya? Akupun tidak tahu apa jawabnya. Sebab mungkin,  diri ini menanti. Tetapi nanti. . . . . Nanti.. . . . Kenapa nanti??  . . . Ada beberapa alasan yang sering di lontarkan oleh orang sepertiku, dan mungkin juga seperti dirimu.. Salah satunya adalah, kesiapan.. Padahal sejatinya, memang tidak ada manusia yang benar-benar siap untuk pulang, kem...

Sendu

Tadi,  ku pikir cuacanya yang terasa sendu. Malu-malu bertahan agar tetap terlihat terang,meskipun sebenarnya ia gelap. Lalu ku juga berpikir ,  hatiku menjadi ikut tak karuan dibuatnya. Seperti sebuah penyakit menular, dengan mudah cuaca menebarkan sendunya. Namun setelahnya,  pada pukul 15. 00 lebih, ku lihat langit begitu terang. "Sial. Bagaimana bisa tetiba ia menjadi terang benerang seperti itu setelah menebarkan virus sendunya padaku? " .  pekikku. . . .  Cuaca hari ini sungguh menyebalkan. Sendu, dan membuatku menjadi tak karuan. Itulah yang ada di pikiranku. Masih,  dan terus saja menyalahkan cuaca atas sendu yang ku rasa. Padahal, sesungguhnya, sendu itu milikku. . . . . Senduku yang membuat diriku menjadi begitu. Senduku membuat cuaca terasa begitu sendu. Senduku, menjadikan aku begitu. Dan ternyata sendu itu, adalah cuaca hatiku.

Perihal mimpi dan cita-citaku, bisakah kita tidak membercandakan hal itu?

Tiga tahun lebih kita berteman,  sering berbagi dan bertukar pikiran. Kau menceritakan masalahmu,  pun begitu pula denganku, aku tak ragu menceritakan masalah dan isi kepalaku kepadamu. Bagimu,  aku orang yang teramat-sangat serius dengan masa depan. Orang yang selalu mengaitkan apa yang kita lakukan sekarang,  dengan imbasnya ke masa depan nanti. Orang yang membosankan jika berbicara topik serius, dan orang yang mempunyai tingkat kebaperan yang sangat tinggi. Membosankan.. Ya,  itulah kata yang sering keluar dari mulutmu jika kita berbicara tentang angan dan mimpi. Terlebih jika kita berbicara tentang pendidikan. Seperti yang kamu tahu, aku adalah wanita kecil yang hidup dengan mimpi dan cita-cita yang begitu tinggi. Namun,  salahkah hal tersebut?  bukankah semua orang boleh bermimpi? Apalagi hanya bermimpi agar kelak bisa menjadi wanita yang berpendidikan. Wahai teman, ketahuilah. Bahwa bagi sebagian orang mimpiku tidaklah berarti apa-apa. Bersek...

Jingga dan senja, adalah kolaborasi yang sempurna.

Kamu tahu jingga? Iya,  jingga adalah warna yang ceria. Warna yang melambangkan kehangatan, kenyamanan dan persahabatan. Setidaknya begitulah arti jingga bagi kebanyakan orang. Namun bagiku,  jingga lebih lengkap dari itu. . . . Dalam jingga,  aku tidak hanya melihat beribu keceriaan, namun juga sejuta senyuman. Olehnya,  orang yang memperhatikannya,  ia tarik kedalam kebahagian, ia ajarkan caranya memberikan senyuman. Perihal kehangatan dan kenyamanan,  jingga dan senja memang juara.  Warna merah yang bercampur kuning itu,  mampu menghipnotisku. Membuatku merasa nyaman dan tentram ketika menikmatinya. Sedangkan tentang tersahabatan, jingga memang sudah lama bersahabat denganku. Dari sebelum aku tahu,  apa sebenarnya jingga itu. ... Berbeda dengan jingga,  senja memiliki arti yang begitu luas bagi orang-orang. Ada yang menilainya romantis,  melankolis, juga puitis. ... Senja,  adalah penghantar dari siang menuju malam...