Langsung ke konten utama

Aku percaya akan rencana-Nya

Pagi ini, aku terbangun dengan tatapan kosong. Sambil mengingat-ingat berapa lama aku tertidur, aku juga memikirkan, hal apa saja yang baru saja mampir dimimpiku. Abstrak, semu, dan tak bisa dijelaskan. Itulah jawaban yang ku dapatkan perihal mimpiku semalam .
Aku ingat, aku tertidur lama sekali. Kira-kira dari jam setengah delapan malam, hingga pagi ini, jam setengah enam pagi. Lama sekali bukan? Bahkan aku melewatkan adzan subuh. Untungnya , aku sedang kedatangan tamu beberapa hari ini.

Pagi ini, 4 Februari 2018, aku menyadari, bahwa entah dari beberapa hari yang lalu, setiap harinya aku mampu bertumbuh. Bukan hanya dari segi usia yang semakin hari semakin bertambah angkanya, ataupun segi fisik yang semakin hari semakin terlihat perbedaannya. Aku merasa, semakin hari, semakin terbuka cara pandangku terhadap hidup ini. Ya. Aku harap perasaanku benar, bukan hanya sekedar prasangka ku saja.

Entah mengapa, akhir-akhir ini  aku merasa bersyukur jika telah mampu melewati satu hari. Terlebih jika hari itu mampu aku lewati tanpa bercerita atau mengeluh pada siapapun tentang apa saja yang terjadi dihari ini. Bukan aku menjadi kembali menutup diri, hanya saja, sepertinya, kembali menjadi diriku yang seperti itu adalah cara terbaik untuk aku menjalani masa-masa ku saat ini.


Diam, amati, telan, dan nikmati sendiri apa yang terjadi dihari ini. Baik disyukuri, susah, ditelateni.

Aku percaya, sesusah apapun hari ini, sebelumnya, aku telah mampu melewati hari susah, yang bahkan mungkin lebih susah dari hari ini. Dan nyatanya, aku mampu berada satu tingkat lebih tinggi dari sebelumnya. Dan kali ini aku yakin, aku akan mampu berada satu tingkat lebih tinggi dari masa-masa sekarang ini.

Hari demi hari telah mampu terlewati, meski banyak hal yang terjadi jauh diluar impian dan rencanaku. Malam-malam hujan telah aku lewati, pagi-pagi mendung telah aku lalui. Cuaca hariku sangat ekstrim beberapa waktu belakangan ini. Aneh, tidak dapat ditebak, dan begitu mudah berganti. Namun, ada begitu banyak pelajaran yang dapatku ambik dari ekstrimnya hari-hari itu.

Manusia belajar melalui sebuah pengalaman, bukan?

Dan aku harap, apa yang terjadi di masa sekarang ini, akan mampu menjadi pembelajaran yang baik untuk diriku kedepannya. Sehingga, aku mampu menjadi lebih baik dari diriku yang sebelumnya.

Satuhal yang sedang ku usahakan untuk ku tanamkan dalam diriku, bahwa;  semua hal yang aku usahakan hari ini, itu semua demi masa depanku. Terlepas dari, akankah yang aku usahakan dapat ku gapai dan ku raih , atau , akankah ia menjadi milikku? Itu semua, aku serahkah kepada-Nya . Apapun itu . Baik ia mimpiku, cita-citaku, atau bahkan ia, yang kelak akan ada di masa depanku. Aku percaya, rencana-Nya jauh lebih indah dari semua hal yang aku impikan.

Jakarta, 04 Februari 2018.

- Jingga, masih orang yang sama dengan Jingga yang sebelumnya .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga dan senja, adalah kolaborasi yang sempurna.

Kamu tahu jingga? Iya,  jingga adalah warna yang ceria. Warna yang melambangkan kehangatan, kenyamanan dan persahabatan. Setidaknya begitulah arti jingga bagi kebanyakan orang. Namun bagiku,  jingga lebih lengkap dari itu. . . . Dalam jingga,  aku tidak hanya melihat beribu keceriaan, namun juga sejuta senyuman. Olehnya,  orang yang memperhatikannya,  ia tarik kedalam kebahagian, ia ajarkan caranya memberikan senyuman. Perihal kehangatan dan kenyamanan,  jingga dan senja memang juara.  Warna merah yang bercampur kuning itu,  mampu menghipnotisku. Membuatku merasa nyaman dan tentram ketika menikmatinya. Sedangkan tentang tersahabatan, jingga memang sudah lama bersahabat denganku. Dari sebelum aku tahu,  apa sebenarnya jingga itu. ... Berbeda dengan jingga,  senja memiliki arti yang begitu luas bagi orang-orang. Ada yang menilainya romantis,  melankolis, juga puitis. ... Senja,  adalah penghantar dari siang menuju malam...

Last Meeting Theory

  Last Meeting Theory   Kata orang, kita tidak akan pernah tahu kapan sebuah pertemuan akan menjadi yang terakhir kalinya. Theori itu seolah menampar kehidupanku satu per satu. Ia, pertemuan terakhir- tak pernah datang dengan aba-aba, tetapi ia datang selayaknya hari biasa, -yang kemudian menjadi penyesalan yang luar biasa .       Bagian Satu, Mama. Tahun lalu, saat Ramadhan aku pulang. Ku pikir, itu akan cukup untuk menggantikan momen lebaran.   Ku pikir, tiga hari menghabiskan waktu bersama akan cukup untuk mengisi rindu. Ku tawari dia ini dan itu, namun ia tak mau. Ku turuti maunya, lalu kembali pulang -ke rantauan, sambil membawa ijin akan sebuah hobi, yang tadinya tak ia percayai.                             Andai aku tahu bahwa itu lebaran terakhir bersamanya,       ...

Penggalan kalimat.

Pagi ini hujan mengguyur jakarta, membuat manusia-manusia yang begitu cinta kepada kasurnya merasa enggan meninggalkan sang kasur sendirian. . . . . Hari ini jakarta hujan ? tak apa , asal jangan ada hujan dipipimu . . . . Kepada kamu yang merasa tak asing dengan kalimat tersebut, ya, itu kalimat yang terselip disela-sela ruang perbincangan kita. Kamu tahu? Menulis penggalan kalimat tentang kamu adalah favorite ku. Ini bukan berarti aku senang menuliskan apa yang ada di ruang perbincangan kita dan lalu membagikannya. Bukan. Yang ku maksud adalah, memasukanmu kedalam tulisanku. Baik menjadi inspirasi, ataupun memang sedang menguliti kamu dalam tulisan itu. Dan aku suka yang terakhir. Sangat suka. . . . Kalimat demi kalimat mengalir begitu deras layaknya aliran air dari sungai yang besar . Deras sekali . ' Itulah yang terjadi jika aku sedang mengulitimu dalam tulisanku. . . . Aku suka menulis, dan kamu. Jadi mungkin itu alasan mengapa aku suka me...