Langsung ke konten utama

Goresan pena

Jakarta, 31 maret 2019.
Tahun kedua di part merantau yg kedua kalinya.

Haha. Part kedua.. macam film terkenal yg naik daun lalu membuat bagian² lainnya.

Merantau kali ini kalau di ingat², sebenarnya saya merasa bahwa kali ini adalah merantau yg sesungguhnya.
Bagaimana tidak? Saya pernah berfikir bahwa merantau kali ini akan jauh lebih mudah dari sebelumnya.
Karena saya fikir saya punya tempat untuk bernaung. Tidak perlu saya memikirkan biaya kost, bagaimana atur keuangan untuk makan dan transportasi, atau hal² serupa. Karena saya punya tempat bernaung, dan saya punya tempat bergantung. Begitu pikir saya dahulu.

Dan ternyata, semua jauh dari perkiraan saya. Saya lupa, bahwa dari dulu saya tidak pernah membiarkan diri saya untuk menggantungkan diri pada orang lain. Sebab saya tahu, pasti akan sakit rasanya. Dan benar saja, kejadian demi kejadian terjadi. Dan saya ditinggalkan sendiri. Dengan keadaan yg benar² saya benci, saya dibiarkan sendiri. Menjadi seorang yg penuh rasa waspada dan takut dalam dirinya.

Lalu untuk beberapa alasan, semua berjalan menjadi semakin membaik. Jangan tanya bagaimana keadaan ekspetasi dan realita saya saat merantau kali ini. Semua terjadi tidak jauh berbeda dari dulu, kala saya pertama kali memberanikan diri untuk pergi ke kota ini.

Mungkin beberapa orang berpikir bahwa sebenarnya saya tidak benar-benar merantau, karena ini adalah kota kelahiran saya. Mereka mungkin hanya tidak tahu, apa hakikat yg paling memberatkan ketika merantau. Jauh dari keluarga, harus bisa mengurus diri sendiri, tanpa membuat khawatir orangtua. Hari² dimana saya tidak dapat bercerita tentang apa yg membuat saya sangat sedih, apa yg membuat saya marah, dan apa yg saya khawatirkan. Saya tidak bisa membagikan itu semua. Tidak bisa. Karena jika saya mulai membaginya, orang lain hanya akan bilang bahwa saya terlalu lemah untuk ini semua.

Tapi jika di ingat dengan bagaimana saya kala merantau pertama dulu, saya sudah begitu bangga dengan segala perubahan yg terjadi dalam diri saya. Meskipun kekurangan masih bersarang dalam diri ini. Setidaknya, saya jauh lebih baik dari diri saya yg dahulu.

Entah mungkin benar karena faktor usia, sekarang saya jauh lebih mau mengerti semua keadaan yg terjadi dalam diri saya. Tidak adalagi homesick yg berkepanjangan, khawatir yg berlebihan, dan perasaan kesepian yg sangat sangat membuat saya merasa begitu menyedihkan.

Sekarang saya paham, bahwa homesick adalah hal yg wajar, terlepas dari bagaimanapun keadaan rumah yg saya rindukan, dan khawatir adalah hal yg saya perlukan, untuk membuat diri ini tidak terlalu menggampangkan segala yg akan terjadi di masa depan, dan kesepian adalah hal yg biasa bagi setiap manusia, tidak akan kamu terlihat menjadi menyedihkan hanya karena kamu mengalaminya. Karena sejatinya, hal tersebut adalah suatu hal yg lumrah adanya.

Jadi, perihal malam ini dan semua yg saya rasakan didalamnya. Saya menerimanya. Saya baik dalam beberapa hal, dan pastinya buruk juga dalam beberapa hal. Perasaan, dan pikiran adalah hal yg saya akui, saya buruk untuk mengendalikannya. Jadi terimakasih untuk seseorang yg selalu mau mencoba memahami.

- jingga, dengan keberanian baru, untuk memperbaiki apa yg dirasanya.

Komentar

  1. youtube vr videos - videodl.cc
    Video games for entertainment have something to offer a significant audience in Vr is available for purchase youtube convert to mp3 in its own language via the PlayLive platform.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga dan senja, adalah kolaborasi yang sempurna.

Kamu tahu jingga? Iya,  jingga adalah warna yang ceria. Warna yang melambangkan kehangatan, kenyamanan dan persahabatan. Setidaknya begitulah arti jingga bagi kebanyakan orang. Namun bagiku,  jingga lebih lengkap dari itu. . . . Dalam jingga,  aku tidak hanya melihat beribu keceriaan, namun juga sejuta senyuman. Olehnya,  orang yang memperhatikannya,  ia tarik kedalam kebahagian, ia ajarkan caranya memberikan senyuman. Perihal kehangatan dan kenyamanan,  jingga dan senja memang juara.  Warna merah yang bercampur kuning itu,  mampu menghipnotisku. Membuatku merasa nyaman dan tentram ketika menikmatinya. Sedangkan tentang tersahabatan, jingga memang sudah lama bersahabat denganku. Dari sebelum aku tahu,  apa sebenarnya jingga itu. ... Berbeda dengan jingga,  senja memiliki arti yang begitu luas bagi orang-orang. Ada yang menilainya romantis,  melankolis, juga puitis. ... Senja,  adalah penghantar dari siang menuju malam...

Last Meeting Theory

  Last Meeting Theory   Kata orang, kita tidak akan pernah tahu kapan sebuah pertemuan akan menjadi yang terakhir kalinya. Theori itu seolah menampar kehidupanku satu per satu. Ia, pertemuan terakhir- tak pernah datang dengan aba-aba, tetapi ia datang selayaknya hari biasa, -yang kemudian menjadi penyesalan yang luar biasa .       Bagian Satu, Mama. Tahun lalu, saat Ramadhan aku pulang. Ku pikir, itu akan cukup untuk menggantikan momen lebaran.   Ku pikir, tiga hari menghabiskan waktu bersama akan cukup untuk mengisi rindu. Ku tawari dia ini dan itu, namun ia tak mau. Ku turuti maunya, lalu kembali pulang -ke rantauan, sambil membawa ijin akan sebuah hobi, yang tadinya tak ia percayai.                             Andai aku tahu bahwa itu lebaran terakhir bersamanya,       ...

Penggalan kalimat.

Pagi ini hujan mengguyur jakarta, membuat manusia-manusia yang begitu cinta kepada kasurnya merasa enggan meninggalkan sang kasur sendirian. . . . . Hari ini jakarta hujan ? tak apa , asal jangan ada hujan dipipimu . . . . Kepada kamu yang merasa tak asing dengan kalimat tersebut, ya, itu kalimat yang terselip disela-sela ruang perbincangan kita. Kamu tahu? Menulis penggalan kalimat tentang kamu adalah favorite ku. Ini bukan berarti aku senang menuliskan apa yang ada di ruang perbincangan kita dan lalu membagikannya. Bukan. Yang ku maksud adalah, memasukanmu kedalam tulisanku. Baik menjadi inspirasi, ataupun memang sedang menguliti kamu dalam tulisan itu. Dan aku suka yang terakhir. Sangat suka. . . . Kalimat demi kalimat mengalir begitu deras layaknya aliran air dari sungai yang besar . Deras sekali . ' Itulah yang terjadi jika aku sedang mengulitimu dalam tulisanku. . . . Aku suka menulis, dan kamu. Jadi mungkin itu alasan mengapa aku suka me...