Langsung ke konten utama

Happy Birthday ❤

.
.
.
.
.
.
.
Jakarta, 22 Maret 2018.

Saya tidak menyangka, bahwa ternyata perkenalan kita mampu menembus waktu hingga saat ini.

Ini adalah momen kesekian kalinya saya diberi kesempatan oleh Sang Pencipta untuk ikut turut bersyukur, bahwa dihari ini, tepat 21 tahun yang lalu, Sang Pencipta mulai memberi kehidupan kepada seorang anak yang luar biasa.

Seorang pria yang tiada lelah membuat saya berfikir, betapa Maha Hebatnya Tuhan karena telah menciptakan sosok pria sepertinya.

.

.

Tuan, mungkin perkenalan kita bisa dibilang belum terlalu lama. Masih butuh beberapa waktu lagi untuk menjadikannya terlihat lama. Tapi, kita tahu bukan, bahwa faktor yang bisa membuat kita mengenal seseorang dengan baik, bukan hanya di tentukan oleh seberapa lama mereka saling mengenal?

Ada faktor yang sangat mempengaruhi hal tersebut. Ialah, kesediaan antara kedua pihak, untuk saling mengenal, dengan baik.

Lalu, masih bersediakah kamu mengizinkanku untuk mengenalmu lebih baik?

Jika masih diizinkan, perkenankanlah aku untuk masih dapat mengenalmu, dengan baik. Sangat baik.

.

.

.

Berada disisimu, berdiri tegak disampingmu, menjadi rumah atas segala lelah dan bahagiamu, mendengarkan segala keluh-kesahmu, berbagi denganmu serta berjuang bersamamu.

.

.

.

Semua itu mimpi sederhana yang sangat indah bagiku..

.

.

.

Tuan, hari  ini, adalah hari kelahiranmu.
Saya bersyukur karena Sang Pencipta masih membiarkan saya berada disini , ikut memberi warna di hari kelahiranmu. Seperti biasa, saya hanya memiliki beberapa untaian kata untuk disampaikan kepadamu;

.

.

.

Selamat Hari Kelahiran, Tuan.
Pria luar biasa yang berhasil saya temukan di kehidupan saya.
Pria yang menjadi salah satu dari sekian banyak alasan, mengapa saya mampu bertahan hingga saat ini.
Pria teristimewa.
Pria pertama yang mampu membuat saya benar-benar merasakan;
-bagaimana itu jatuh cinta-
dan saya harap, juga pria yang terakhir.

.

.

.

Mungkin tulisan ini begitu klise. Tapi, saya ingin kamu percaya tuan, bahwa saya selalu bersungguh-sungguh dengan apa yang saya tulis.

.

.

.

Setiap untaian kata yang tertuang disini, mereka mewakili apa yang tidak mampu diucapkan oleh lisan.

.

.

Jika diibaratkan dengan hujan, kata-kata ini begitu lebat. Mereka menetes dengan begitu deras.

Dan jika di ibaratkan dengan air disungai, kata-kata ini sama sepertinya, mengalir tanpa lelah mengikuti suara hati yang berteriak meminta untuk disuarakan.

.

.

.

Sekali lagi, selamat hari kelahiran tuan.
Pria terhebat , terkuat, dan teristimewa yang pernah ada didalam hidup saya (setelah ayah saya pastinya hehe) .

.

.

Ada begitu banyak kata-kata indah yang ingin sekali saya tuliskan, tapi, biarlah saya simpan. Dan saya berjanji akan kembali saya tuliskan dilain kesempatan.

.

.

Dari Saya, wanita yang tiada henti mengucap syukur kepada Tuhan, karena terlalu bahagia, menyadari ada pria sepertimu didalam hidupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga dan senja, adalah kolaborasi yang sempurna.

Kamu tahu jingga? Iya,  jingga adalah warna yang ceria. Warna yang melambangkan kehangatan, kenyamanan dan persahabatan. Setidaknya begitulah arti jingga bagi kebanyakan orang. Namun bagiku,  jingga lebih lengkap dari itu. . . . Dalam jingga,  aku tidak hanya melihat beribu keceriaan, namun juga sejuta senyuman. Olehnya,  orang yang memperhatikannya,  ia tarik kedalam kebahagian, ia ajarkan caranya memberikan senyuman. Perihal kehangatan dan kenyamanan,  jingga dan senja memang juara.  Warna merah yang bercampur kuning itu,  mampu menghipnotisku. Membuatku merasa nyaman dan tentram ketika menikmatinya. Sedangkan tentang tersahabatan, jingga memang sudah lama bersahabat denganku. Dari sebelum aku tahu,  apa sebenarnya jingga itu. ... Berbeda dengan jingga,  senja memiliki arti yang begitu luas bagi orang-orang. Ada yang menilainya romantis,  melankolis, juga puitis. ... Senja,  adalah penghantar dari siang menuju malam...

Last Meeting Theory

  Last Meeting Theory   Kata orang, kita tidak akan pernah tahu kapan sebuah pertemuan akan menjadi yang terakhir kalinya. Theori itu seolah menampar kehidupanku satu per satu. Ia, pertemuan terakhir- tak pernah datang dengan aba-aba, tetapi ia datang selayaknya hari biasa, -yang kemudian menjadi penyesalan yang luar biasa .       Bagian Satu, Mama. Tahun lalu, saat Ramadhan aku pulang. Ku pikir, itu akan cukup untuk menggantikan momen lebaran.   Ku pikir, tiga hari menghabiskan waktu bersama akan cukup untuk mengisi rindu. Ku tawari dia ini dan itu, namun ia tak mau. Ku turuti maunya, lalu kembali pulang -ke rantauan, sambil membawa ijin akan sebuah hobi, yang tadinya tak ia percayai.                             Andai aku tahu bahwa itu lebaran terakhir bersamanya,       ...

Penggalan kalimat.

Pagi ini hujan mengguyur jakarta, membuat manusia-manusia yang begitu cinta kepada kasurnya merasa enggan meninggalkan sang kasur sendirian. . . . . Hari ini jakarta hujan ? tak apa , asal jangan ada hujan dipipimu . . . . Kepada kamu yang merasa tak asing dengan kalimat tersebut, ya, itu kalimat yang terselip disela-sela ruang perbincangan kita. Kamu tahu? Menulis penggalan kalimat tentang kamu adalah favorite ku. Ini bukan berarti aku senang menuliskan apa yang ada di ruang perbincangan kita dan lalu membagikannya. Bukan. Yang ku maksud adalah, memasukanmu kedalam tulisanku. Baik menjadi inspirasi, ataupun memang sedang menguliti kamu dalam tulisan itu. Dan aku suka yang terakhir. Sangat suka. . . . Kalimat demi kalimat mengalir begitu deras layaknya aliran air dari sungai yang besar . Deras sekali . ' Itulah yang terjadi jika aku sedang mengulitimu dalam tulisanku. . . . Aku suka menulis, dan kamu. Jadi mungkin itu alasan mengapa aku suka me...