Rumah dan Pulang

Alasan terbesar mengapa aku rindu pulang adalah karena kamu  si rumah itu, tempatku merebah dan bercerita tentang betapa menyebalkannya dunia.
Namun karena kamu si rumah itu, kamu memberiku alasan mengapa aku harus bahagia. Karena tak ingin rasanya, ku bawa segala kesungkaran dan kesusahan pada rumah yang selama ini menjadi tempat bernaung banyak jiwa.

Teruntuk rumah yang penuh cinta dan kasih sayang, percayalah, entah pada titik dimana kamu menunjukan cinta dan kasih sayangmu pada jiwa-jiwa dalam rumah itu, kamu juga harus lebih sering-sering menunjukkannya pada dirimu. Jangan jadikan kami sebagai prioritasmu, tapi jadikanlah dirimu sebagai prioritas atas semua itu.


Teruntuk rumah penuh cinta dan kasih sayang, mungkin langkah yang ku ambil pernah menyakitimu. Tapi percayalah, itu semua semata-mata karena aku tak ingin menaruh begitu banyak beban kepadamu. Cukup kau menggotong beban-beban yang selama ini menjadi prioritas dan tanggunganmu. Aku, hanya akan berusaha untuk tidak menambahnya, dan jika bisa aku ingin sekali menguranginya.


Teruntuk rumah yang penuh cinta dan kasih sayang, percayalah, aku sangat mencintaimu.
Mungkin tak lebih besar dari cintamu kepada anak-anakmu. Tapi ini lebih besar dari cintaku kepada diriku sendiri.


Maaf jika selama ini, egoku selalu mengalahkan cinta ini.


Teruntuk rumah yang penuh cinta dan kasih sayang, aku rindu kamu, untuk sekedar merebah dan bercerita tentang hidup yang kadang terasa berat untuk ku lalui sendiri.

- 1 September 2019, Matahari jingga.

Komentar

Postingan Populer