Langsung ke konten utama

Antara Saya, dan Apa yang terjadi.

Saya tidak mengerti, apa yang sebenarnya terjadi.

Terkadang, saya suka menyendiri.

Namun terkadang pula, saya benci ketika saya sadar saya sendiri.

Saya masih tak mengerti, dengan apa yang sebenarnya terjadi.

Terkadang saya ingin ditemani,

Saya ingin diyakini, bahwa saya tidaklah sendiri.

Namun terkadang pula, saya membenci

Ketika ada seseorang yang masuk dengan perlahan,

Lalu membuka sedikit-demi-sedikit dinding pertahanan yang sudah lama saya ciptakan.

Saya, tidak mengerti.

Lebih pantas disebut apa perasaan ini.

Apakah ini sebuah perasaan yang sejenis dengan ketakutan

Akan ditinggalkan ketika ia sudah dibuat percaya bahwa ia akan ditemani?

Ataukah, hanya sebuah prasangka buruk dari sebuah ketakutan yang sejatinya tidak beralasan?

Saya, sungguh-masih-tak-mengerti.

21 Oktober 2018,

-MatahariJingga .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga dan senja, adalah kolaborasi yang sempurna.

Kamu tahu jingga? Iya,  jingga adalah warna yang ceria. Warna yang melambangkan kehangatan, kenyamanan dan persahabatan. Setidaknya begitulah arti jingga bagi kebanyakan orang. Namun bagiku,  jingga lebih lengkap dari itu. . . . Dalam jingga,  aku tidak hanya melihat beribu keceriaan, namun juga sejuta senyuman. Olehnya,  orang yang memperhatikannya,  ia tarik kedalam kebahagian, ia ajarkan caranya memberikan senyuman. Perihal kehangatan dan kenyamanan,  jingga dan senja memang juara.  Warna merah yang bercampur kuning itu,  mampu menghipnotisku. Membuatku merasa nyaman dan tentram ketika menikmatinya. Sedangkan tentang tersahabatan, jingga memang sudah lama bersahabat denganku. Dari sebelum aku tahu,  apa sebenarnya jingga itu. ... Berbeda dengan jingga,  senja memiliki arti yang begitu luas bagi orang-orang. Ada yang menilainya romantis,  melankolis, juga puitis. ... Senja,  adalah penghantar dari siang menuju malam...

Last Meeting Theory

  Last Meeting Theory   Kata orang, kita tidak akan pernah tahu kapan sebuah pertemuan akan menjadi yang terakhir kalinya. Theori itu seolah menampar kehidupanku satu per satu. Ia, pertemuan terakhir- tak pernah datang dengan aba-aba, tetapi ia datang selayaknya hari biasa, -yang kemudian menjadi penyesalan yang luar biasa .       Bagian Satu, Mama. Tahun lalu, saat Ramadhan aku pulang. Ku pikir, itu akan cukup untuk menggantikan momen lebaran.   Ku pikir, tiga hari menghabiskan waktu bersama akan cukup untuk mengisi rindu. Ku tawari dia ini dan itu, namun ia tak mau. Ku turuti maunya, lalu kembali pulang -ke rantauan, sambil membawa ijin akan sebuah hobi, yang tadinya tak ia percayai.                             Andai aku tahu bahwa itu lebaran terakhir bersamanya,       ...

Penggalan kalimat.

Pagi ini hujan mengguyur jakarta, membuat manusia-manusia yang begitu cinta kepada kasurnya merasa enggan meninggalkan sang kasur sendirian. . . . . Hari ini jakarta hujan ? tak apa , asal jangan ada hujan dipipimu . . . . Kepada kamu yang merasa tak asing dengan kalimat tersebut, ya, itu kalimat yang terselip disela-sela ruang perbincangan kita. Kamu tahu? Menulis penggalan kalimat tentang kamu adalah favorite ku. Ini bukan berarti aku senang menuliskan apa yang ada di ruang perbincangan kita dan lalu membagikannya. Bukan. Yang ku maksud adalah, memasukanmu kedalam tulisanku. Baik menjadi inspirasi, ataupun memang sedang menguliti kamu dalam tulisan itu. Dan aku suka yang terakhir. Sangat suka. . . . Kalimat demi kalimat mengalir begitu deras layaknya aliran air dari sungai yang besar . Deras sekali . ' Itulah yang terjadi jika aku sedang mengulitimu dalam tulisanku. . . . Aku suka menulis, dan kamu. Jadi mungkin itu alasan mengapa aku suka me...