Langsung ke konten utama

It's day 4 - Fly and Fall

Sesaat tadi aku merasa terbang, jauh menyusuri langit biru yang terlihat indah.

Terbang bersama kupu-kupu diperutku.
Dia, kupu-kupu itu menimbulkan rasa aneh yang ku pikir baru kali ini aku merasakannya.

Tergelitik? Geli?
Ya, mungkin perasaan semacam itu..

Perasaan aneh yang membuatku bahagia dan terus senyum-senyum selama tadi aku terbang.

Rasanya aku ingin menghitung berapa kupu-kupu yang ada diperutku ini. Sungguh. Aku menduga itu lebih dari 10. 
100? 200? Terasa sangat lebih banyak dari itu.

Tapi sayangnya, tak lama tadi mereka pergi. Tepat 10 atau 20 menit sebelum aku menuliskan ini. 

Mereka pergi dan meninggalkan rasa sakit di dada. Rasa yang membuatku kesulitan bernafas untuk beberapa waktu lalu. 

Rasa sakit itu masih ada, dada ini masih seperti terluka. Tapi aku tak tahu dimana.
Sakitnya tak bisa ditebak dan tak bisa dicari. Hanya bisa dirasa.

Karena kupu-kupu itu telah pergi, sekarang aku tak mampu terbang lagi.
Jadi sepertinya, aku terbang tadi karena ada mereka. Dan saat mereka pergi, aku terjatuh.

Aku terjatuh dari langit dengan ketinggian yang tak ku ketahui. Aku tahu, ini tinggi sekali. Namun aku belum sempat menyentuh tanah, tapi kenapa aku sudah merasakan sakitnya?

Aku terbang dan terjatuh dalam hari yang sama. Dan sepertinya, ini kali keduanya.

Sungguh, bagaimana aku bisa tidak belajar dari yang lalu?

Ah iya, kupu-kupu itu seperti sebuah candu yang menggelitik perutku. Candu yang tak mampu ku tolak, dan ku harap untuk hinggap lebih lama. 

Jika dia akan datang untuk ketiga kalinya, akan kah dia datang untuk waktu yang lebih lama?


- Jingga, dengan sisa kupu-kupu di perutnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jingga dan senja, adalah kolaborasi yang sempurna.

Kamu tahu jingga? Iya,  jingga adalah warna yang ceria. Warna yang melambangkan kehangatan, kenyamanan dan persahabatan. Setidaknya begitulah arti jingga bagi kebanyakan orang. Namun bagiku,  jingga lebih lengkap dari itu. . . . Dalam jingga,  aku tidak hanya melihat beribu keceriaan, namun juga sejuta senyuman. Olehnya,  orang yang memperhatikannya,  ia tarik kedalam kebahagian, ia ajarkan caranya memberikan senyuman. Perihal kehangatan dan kenyamanan,  jingga dan senja memang juara.  Warna merah yang bercampur kuning itu,  mampu menghipnotisku. Membuatku merasa nyaman dan tentram ketika menikmatinya. Sedangkan tentang tersahabatan, jingga memang sudah lama bersahabat denganku. Dari sebelum aku tahu,  apa sebenarnya jingga itu. ... Berbeda dengan jingga,  senja memiliki arti yang begitu luas bagi orang-orang. Ada yang menilainya romantis,  melankolis, juga puitis. ... Senja,  adalah penghantar dari siang menuju malam...

Last Meeting Theory

  Last Meeting Theory   Kata orang, kita tidak akan pernah tahu kapan sebuah pertemuan akan menjadi yang terakhir kalinya. Theori itu seolah menampar kehidupanku satu per satu. Ia, pertemuan terakhir- tak pernah datang dengan aba-aba, tetapi ia datang selayaknya hari biasa, -yang kemudian menjadi penyesalan yang luar biasa .       Bagian Satu, Mama. Tahun lalu, saat Ramadhan aku pulang. Ku pikir, itu akan cukup untuk menggantikan momen lebaran.   Ku pikir, tiga hari menghabiskan waktu bersama akan cukup untuk mengisi rindu. Ku tawari dia ini dan itu, namun ia tak mau. Ku turuti maunya, lalu kembali pulang -ke rantauan, sambil membawa ijin akan sebuah hobi, yang tadinya tak ia percayai.                             Andai aku tahu bahwa itu lebaran terakhir bersamanya,       ...

Penggalan kalimat.

Pagi ini hujan mengguyur jakarta, membuat manusia-manusia yang begitu cinta kepada kasurnya merasa enggan meninggalkan sang kasur sendirian. . . . . Hari ini jakarta hujan ? tak apa , asal jangan ada hujan dipipimu . . . . Kepada kamu yang merasa tak asing dengan kalimat tersebut, ya, itu kalimat yang terselip disela-sela ruang perbincangan kita. Kamu tahu? Menulis penggalan kalimat tentang kamu adalah favorite ku. Ini bukan berarti aku senang menuliskan apa yang ada di ruang perbincangan kita dan lalu membagikannya. Bukan. Yang ku maksud adalah, memasukanmu kedalam tulisanku. Baik menjadi inspirasi, ataupun memang sedang menguliti kamu dalam tulisan itu. Dan aku suka yang terakhir. Sangat suka. . . . Kalimat demi kalimat mengalir begitu deras layaknya aliran air dari sungai yang besar . Deras sekali . ' Itulah yang terjadi jika aku sedang mengulitimu dalam tulisanku. . . . Aku suka menulis, dan kamu. Jadi mungkin itu alasan mengapa aku suka me...